Senin, 15 Oktober 2018

Kenalan sama fiksi mini yuk/flashfiction/cermin (Repost)

Ketukan itu terdengar lagi dari dalam cermin di kamarku. Empat kali. Konstan dan makin tegas. Namun, ketika aku memeriksanya, ketukan itu hilang, dan yang tersisa di cermin cuma bayanganku. Entah mengapa, aku merasa ketukan itu adalah pesan untukku, bahwa ada dunia lain selain dunia tempatku hidup atau dunia setelah aku mati.
Belakangan, bayangan tentang dunia lain itu terus memadati kepalaku. Sering kali, aku tertangkap tengah melamun oleh Ibu. Dan, sebanyak itu pula ia mengatakan hal yang sama, “Laras, melamun bisa membuatmu diasingkan dunia.”
Aku pernah bertanya pada Ibu, tentang ketukan di cermin kamarku. Raut muka Ibu berubah. Seperti tak suka. “Laras, jangan pedulikan suara itu. Tidak semua suara harus kamu dengarkan. Paham!”
Malam itu, ketukan dari dalam cerminku terdengar lagi. Empat kali, konstan. Berhenti. Terdengar lagi ketukan itu. Empat kali, dan lebih keras dari sebelumnya. Entah kenapa kali ini nyaliku menciut. Mungkin masih terngiang petuah Ibu perihal ini. Aku hanya diam. Sial, ketukan itu terdengar lagi. Empat kali, lebih keras dan kali ini lirih terdengar seperti ada suara anak perempuan menangis. Bulu kudukku berdiri. Jeri.
Akhirnya, kuberanikan melawan petuah Ibu. Kudekati cermin besar dengan bingkai berukir khas ornamen Jawa itu. Sepi. Tak kudengar suara apa pun. Lima menit berlalu. Tak ada apa-apa. Penasaran, kuketuk cermin empat kali, konstan. Aku melonjak—biasanya, tiap aku berdiri di depan cermin tidak begini—kaget. Kulihat seseorang di depanku. Wajah, pakaian, gaya rambut, dan cara berdirinya sama denganku. Bedanya, terlihat warna merah merona di bibirnya dan lebam biru di kedua pipinya.
Hening sesaat. Aku diam, tak bisa beranjak tak bisa bicara. Ia mengetuk cermin lagi, kali ini terdengar suaranya.
“Tolong…” Lirih dan sedikit serak.
Aku hanya terdiam, lagi-lagi. Sesaat kemudian, datang seorang perempuan agak tua, wajah dan gayanya mirip Ibu.
“Itu lipstik mahal! Sembarangan saja kamu pakai main-main. Kamu bisa nggak sekali saja patuh sama Ibu?”
“Ibu sudah capek kerja tiap malam. Untuk sekolah, pakaian, makanan, mainan, dan kebahagiaanmu. Kamu mengerti sedikit dong sama Ibu!”
Kulihat, ia menunduk. Menangis lirih.
“Laras hanya ingin diperhatikan, Bu…”
“Laras kangen Ibu dan Bapak..”
“Diam! Bapakmu sudah hilang dibawa malam, jangan sebut namanya lagi di sini!!”
Aku terhenyak. “Laras?” Belum reda rasa kagetku, “Jangaaaaaaaaaaaaaaaaaaan…” Spontan aku berteriak.
Kulihat perempuan paruh baya itu mengayunkan kepal tangannya ke wajah Laras bertubi-tubi. Gadis itu terhuyung, ambruk. Kepalanya membentur cermin. Darah mengucur dari hidung dan telinganya. Mengalir, ke arahku. Tanganku berusaha meraih kepalanya, tapi tak bisa. Terbentur cermin. Darah terus mengalir, merembes, menetes ke lantai tempatku berdiri. Tiba-tiba kepalaku terasa berat. Hidung dan telingaku mengucur darah. Lalu, braaaaak…
“Laraaaaaaaaaas. Sudah dibilang Ibu, jangan dengarkan suara itu…”
(Cermin Laras, karya Kethut Ragil Purnama, dikutip dari www.fiksmini.gregetan.com)
Setelah membaca fiksi mini di atas, Cermin Laras oleh Kethut Ragil Purnama yang terdiri dari 423 kata, tentu kita bisa membandingkan antara fiksi mini yang kurang dari 250 kata dan yang berkisar antara 250 hinga 1.000 kata. Keduanya sama-sama fiksi mini, namun tentu saja berbeda panjangan tulisan dan bagaimana cara penulis menyampaikan cerita.

Senin, 24 September 2018

Kaos kaki (cermin)

Siang itu Anita bersiap-siap untuk pergi ke tempat kursus, sepulang sekolah tanpa berganti baju ia bergegas pergi kursus. Ditempat kursus Anita bertemu teman-temannya kemudian ia melepas sepatu dan memasuki ruang ber-AC teman satu kelas Anita nampak tak mencium bau apa-apa, biasa saja semua sibuk pada laptop masing-masing. Instruktur Anita kemudian mendekat nampak ia mengusap-usap hidung dengan jemarinya. Anita masih bersikap biasa saja.

Setelah jam kursus selesai kelas berganti dengan murid-murid lain yang mempunyai jam setelah Anita. Satu, dua murid memasuki kelas. Terdengar anak perempuan berteriak "ih busuk banget bau kaos kaki siapa ini" semua jadi heboh belum lagi ruangan ber-AC yang menyebabkan bau menyebar kemana-mana. Instruktur hanya tersenyum

Semua anak-anak menyemprotkan parfum karena tak tahan dengan bau kaos kaki yang lebih menyengat.

Anita mendengar kehobohan dari kelas itu, akhirnya ia pergi ke kamar kecil, Anita melepas kaos kaki nya dan mencium kaos kakinya. "ihh, ini sangat bau, ya ampun sudah 1 minggu kaos kaki tidak diganti" ujarnya. Anita baru sadar bahwa kehobohan kaos kaki di kelas tadi, itu karena kaos kaki miliknya. Karena ia lupa mengganti kaos kaki secara berkala. Karena rasa malu ia berpura-pura tak tahu tentang kaos kaki. Dan dari kejadian tersebut Anita mulai rajin mengganti kaos kaki secara berkala. Sekarang tidak ada lagi yang gusar karena bau kaos kaki.

Kamis, 28 Juni 2018

Pentingnya Menetapkan Target Menghafal Al Quran Agar Tidak Mogok di Tengah Jalan

Pentingnya Menetapkan Target Menghafal Al Quran Agar Tidak Mogok di Tengah Jalan


Hal pertama yang harus diperhatikan sebelum mulai menghafal Quran adalah niat. Sekali lagi, N-I-A-T! Amalan apa pun yang dikerjakan harus memperhatikan niat. Niatnya bagaimana? Cara niatnya, tanamkan di dalam hati sedalam-dalamnya bahwa hal yang kita lakukan semata-mata hanya mengharap keridaan Allah Subhanahu wa ta’ala., bukan mengharap yang lainnya.
Niat inilah yang merupakan roh segala macam ibadah. Ibarat jasad, tanpa roh, ia enggak akan bisa apa-apa, bahkan mati. Begitu pun dalam hal ibadah. Ketiadaan niat atau kesalahan dalam berniat akan sangat berpengaruh terhadap pahalanya. Bahkan, amalan tanpa didasari niat yang lurus tidak akan dinilai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, enggak ada pahalanya.
“Sesungguhnya segala amalan itu tergantung niatnya, dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (H.R. Al-Bukhari)
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam. pernah memperingatkan kita melalui sebuah haditsnya tentang seorang penghafal Quran yang niatnya hanya ingin dipuji orang. Di akhirat nanti, ia akan dipanggil ke hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala. untuk menjelaskan alasan sebenarnya ia mempelajari Quran. Sabdanya,
Dan seseorang yang mempelajari ilmu (agama) dan mengajarkannya, serta ia juga membaca Al-Quran, maka dibawalah ia (ke hadapan Allah), lalu Allah mengingatkan nikmat-nikmatnya (yang telah diberikannya ketika di dunia), maka ia pun mengakuinya. Allah berfirman: ‘Lalu, apa yang kamu perbuat padanya?’ Ia menjawab, ‘Aku mempelajari ilmu (agama) dan mengajarkannya, dan aku juga membaca Al-Quran karena-Mu.’ Allah membantah, ‘Kamu bohong! Akan tetapi sebenarnya kamu menuntut ilmu agar kamu dikatakan sebagai seorang alim, dan kamu membaca Al-Quran agar dikatakan: ‘ia adalah seorang qari’!’ dan kamu telah disebut demikian (ketika di dunia).’ Maka diperintahkan agar ia diseret di atas wajahnya sampai ia dilemparkan ke dalam neraka. (H.R. Muslim)
Kalau niat kita sudah benar, walaupun belum mulai dihafal, malaikat sudah mencatatkan pahala kebaikan untuk kita. Demikian pula dalam hal amalan-amalan lainnya. Enggak ada yang akan sia-sia di hadapan Allah, sekecil apa pun amalannya pasti dibalas dengan pahala kebaikan.
Kalau kita belum lancar membaca Al-Quran yang ada malah nanti kita kesulitan. Oleh karena itu, kalau memang bacaan kita masih belum lancar, jangan dulu maksain buat langsung menghafal, lebih baik fokus aja buat ngelancarin bacaannya. Perhatikan tajwidnya, perhatikan juga cara pengucapan tiap huruf-hurufnya.
Kalau kita pernah masuk pesantren tahfiz, pasti kita akan mengenal yang namanya tahsinul qira’ah. Apa itu? Tahsinul qira’ah dalam hal ini adalah tahapan yang harus dilewati oleh seorang santri penghafal Quran, yaitu memperbaiki dan memperbagus bacaan Quran sebelum mulai menghafalnya. Kalau memang bacaannya sudah benar-benar layak, baru boleh masuk pada tahapan menghafal.

Lamanya tahsinul qira’ah itu berbeda-beda tiap penghafal, bergantung pada kualitas bacaan yang sudah dikuasai. Jika bacaannya sudah cukup bagus, berarti hanya perlu diperbaiki beberapa hal saja sehingga proses tahsinul qira’ah ini pun akan cepat selesai. Ada pun kalau bacaannya masih perlu banyak perbaikan, tahapan ini bisa saja memakan waktu hingga berbulan-bulan.

Sepenting apa sih tahsinul qira’ah itu?


Pertamatahsinul qira’ah bisa dikatakan sebagai salah satu syarat utama sebelum menghafal Quran.
Kedua, biar enggak perlu memperbaiki bacaan ayat-ayat yang sudah dihafal karena kalau kita menghafal Quran sedangkan bacaannya masih salah, pengucapan huruf-hurufnya belum tepat, biasanya lumayan susah untuk mengubahnya nanti. Apalagi kalau hafalan itu udah mendarah daging, butuh waktu lama untuk memperbaikinya. Lain halnya kalau sudah diperbaiki sebelumnya.
Ketiga, agar hafalan yang dikuasai benar-benar menjadi hafalan yang berkualitas. Kalau diperhatikan, kita enggak jarang menemukan hafalan surat-surat pendek yang bacaannya seperti asal bunyi. Tajwidnya tidak diperhatikan, apalagi pengucapan huruf-hurufnya sehingga kita hampir enggak bisa membedakan mana huruf jim dan mana huruf zay, mana huruf syin dan mana huruf shad.
Keempat, agar proses menghafal Al-Quran terasa lebih mudah. Mereka yang menghafal Al-Quran sementara bacaannya belum benar harus berjuang lebih ekstra. Selain harus berjuang merekam setiap ayat-ayat ke dalam memori, mereka juga harus berjuang dengan bacaan yang masih terbata-bata.
Lalu, bagaimana solusinya kalau memang kenyataannya bacaan kita belum lancar dan belum fasih?
Mau enggak mau, kita harus belajar kepada mereka yang memang sudah ahli membacanya. Enggak cukup sampai di situ saja, kita juga harus sering-sering menyempatkan diri untuk membaca Al-Quran sebanyak-banyaknya agar lidah kita semakin lentur dan lisan kita semakin terbiasa mengucapkan huruf-huruf Quran.
Kalau kamu ingin menghafal Quran sampai selesai dan enggak mogok di tengah jalan, sangat penting sekali menetapkan target. Berikut ini setidaknya ada dua alasan paling pokok mengenai pentingnya target.
Pertama, kita bisa fokus pada tujuan utama karena bukan tidak mungkin di tengah perjalanan kita akan tertarik kepada hal-hal lain. Misalnya, ingin punya keahlian ini atau keahlian itu yang akhirnya semua hanya bisa dicapai setengah-setengah. Hafalan Qurannya setengah-setengah, keahliannya juga setengah-setengah.
Kedua, agar selalu semangat. Ketika kita mengingat-ingat target biasanya akan muncul dorongan untuk cepat-cepat menyelesaikan target hafalan yang diinginkan.
Bagaimana sih caranya menargetkan hafalan Quran? Paling tidak, target hafalan Quran ini harus kita bagi ke dalam beberapa bagian berikut.
Pertama, buatlah target hafalan yang harus dicapai.
Misalnya, berapa juz atau berapa surat yang akan ditargetkan. Mendingan kita menargetkan 30 juz aja sekalian karena kalau pun kita enggak bisa menghafal sampai 30 juz, minimal dapatnya 20 juz. Kan, lumayan.
Kedua, targetkan waktu yang harus dihabiskan.
Artinya untuk dapat mencapai target hafalan itu, kita harus menetapkan juga target waktu yang akan kita gunakan untuk menghafal. Kalau bisa target waktunya jangan lama-lama.
Ketiga, targetkan berapa banyak hafalan dalam sehari.
Cara nentuin-nya gampang aja, 30 juz terdiri atas berapa halaman mushaf, lalu dibagi dengan target lama hari yang akan digunakan untuk menyelesaikan target itu. Nanti, kita akan mengetahui berapa halaman yang harus dihafalkan dalam sehari.
Keempat, targetkan hari apa saja yang akan digunakan untuk menghafal.
Kita sebagai manusia pasti butuh refreshing atau liburan. Misalnya, libur menghafal itu hari Jumat atau hari Minggu. Sesuaikan aja sama kesibukan dan keinginan kita masing-masing.
Dikutip: https://ruangmuda.com/pentingnya-menetapkan-target-menghafal-al-quran-agar-tidak-mogok-di-tengah-jalan/
Sumber: LIKE A STAR Jadi Jomblo Hafiz Quran by Cece Abdulway

Minggu, 04 Februari 2018

Cerita Seorang Tester Psikotes

Aloha...
Assalamu'alaikum 😊

Oke, kembali lagi bersama saya, si manis, acieee heheh, gak apa lah yaw ngelehoy dulu wkwkwk.
So, gue nyempatin waktu buat ngeblog lagi nih, boring lihat handphone mulu dengan kesibukan chat-chat customer wkwkwk.... Langsung aja lah yah

Jadi, sebelumnya di Tahun 2017 kemarin gue pernah bekerja di Biro Psikologi gitu gengs. Sebenernya gue gak ada niat sih buat kerja di sana tapi, karena sepupu gue nawarin so, gue coba-coba cari pengalaman aja gengs. Jadi itu kerjanya sebagai tester gitu ngetes anak-anak Sekolah Menengah Atas gitu, kita ngasih soal plus penjelasan sama mereka gitulah yah. Nah, itu bukan satu daerah aja lebih kurang mirip jalan-jalan gitu kerjaan gue, sering pergi-pergi keluar daerah gengs Muara Enim, Prabumulih, Lahat, Pali, dll lah.

Ada satu kota di mana gue merasa berkesan banget gengs yaitu "Prabumulih" tahu nggak gengs, selama gue ngetester di sana penjamuannya itu bagus banget mamen, baik banget, ramah banget, anak-anaknya sopan-sopan banget.

Tapi, ada cerita lucu selama gue di SMA teladan itu. Jadi sebelum memulai tes, ada peraturan yang harus ditaati sama murid-murid tuh, tugas kita sebagai tester ngasih tahu peraturan-peraturan tersebut 'kan. Salah satu peraturan itu gengs, "Siswa tidak boleh keluar kelas saat tes sedang berlangsung, jika ada yang mau buang air silakan keluar sekarang di saat tes belum dimulai dengan waktu 2 menit" nah gue tanya kan ke mereka, gak ada yang mau keluar 'kan. "Baik jika tidak ada yang mau buang air, tes kita mulai," ujar gue.

Ketika pertengahan tes, ada anak cowok ngelapor ke gue, "kak, ada yang pipis ngompol ihhh," gue terkejut kan. "Siapa dek?" "ini temen sebangku kak." Gue bingung kan mana gue anak baru sebagai tester kan, akhirnya gue sms koordinator gue kan, kata beliau jangan keluar sebelum tes selesai. Waduh gue kasihan kan udah basah tuh adek cewek wkwkwk. Gue inget kata bos, pengecualian kan kalo murid itu mencret, atau emang udah kebelet gak apa-apa kan dipersilakan keluar. 

Nah, akhirnya gue suruh aja tuh adek buat ke kamar kecil, "dek, kalo gak tahan lagi gak papa keluar aja ke kamar kecil dek," kata gue kan. Nah, si adek malah nutupin wajah dengan tangannya. Gue ngerti dia malu kan. Gue, ngalihkan pandangan temen sekelasnya ke adek itu. Gue lanjutkan soal berikutnya hapalan, gue suruh semua berdiri cara menghapalnya (udah ketentuan) Akhirnya gue deketin dia, terus gue bilang "Adek, kalo mau ke kamar kecil gak papa kok." Masih  gak ada jawaban "dek ... adek masih bisa ikut tes ini sampe selesai?" dengan suara lirih "masih kak, tapi gak bisa berdiri." "Oke gak papa dek, kakak ngerti kok, kakak juga pernah kok pipis di celana waktu SD, jadi biasa aja yah jangan nangis terus dong," gue berusaha nyemangatin tuh adek, biar gak nangis terus gengs, gue yakin dia udah gak konsen lagi buat ngejawab soal. 

Nah, setiap selesai soal itu kan, soal di estafet kedepan ganti baru lagi. Nah, si adek itu gak bisa kan ngoper-ngoper soal gitu. Temen depannya baik banget gengs, diambilkan soal dari mejanya diganti yang baru. Tahu nggak gengs, barisan adek itu kemarin paling banyak cowok jadi 2 baris sebelah kiri murid cowok semua, 2 baris kanan murid cewek semua. Padahal udah gue acak tempat duduknya cuma karena banyakan cowok kali yak. Solid lah pertemanannya. 

Mana murid cowoknya ganteng-ganteng lagi, apa nggak tambah malu tuh adek cewek kan. Gue dapat kelas anak-anaknya pinter lagi, aktif semua jadi kayak satu kelas itu orang pinter semua. Jadi, pengin balik SMA lagi gue wkwkwkw

Akhirnya, selesai juga kan ngetester, nah temen-temen tester pada nanya "kenapa bisa murid elu sampe pipis di kelas gitu?" "jangan-jangan karena takut lihat wajah lu yang sangar kayak macan gitu yah 😂" "uuuh, kakak testernya killer sih, "

Busyet, 😒 gue kena bully sama temen gue, mereka ngakak so hard ngetawain kejadian siang itu. Udahnya gue ngikut ketawa sambil berpikir "iya kali yak, si adek mau pipis takut sama gue, jadi gak berani ngomong dan akhirnya bocor deh" ngejleb dah....

Padahal wajah aja killer, hati mah nggak wkwkwkw....
gue gak sekiller yang dibayangkan mamen, kalo udah kenal dekat sama gue, in syaa allah kalian nyaman wkwkwk
udah la yaw... itu cerita lucu gue waktu ngetester baru sempet cerita sekarang. 

Wassalam

Kamis, 25 Januari 2018

Quotes Ayah Pidi Baiq

  1. Orang yang kau pilih waktu pemilu adalah dia yang dengan sirine polisi akan menyuruhmu minggir di jalan raya (PB)
  2. Tanpa nasi, hanya akan ada onalisme, tak akan ada nasionalisme (PB)
  3. Perempuan menyukai karena mendengar, laki-laki menyukai karena melihat (PB)
  4. Bukan Tuhan yang harus kau cari, tapi jawaban, mengapa kau bodoh, mencari yang sudah bersamamu (PB)
  5. Pada awalnya cinta itu bisa melihat, menjadi buta karena masuk ke dalam hati yang paling dalam (PB)
  6. Bukan nama kampusnya yang harus kau junjung, tapi ilmu pengetahuannya yang harus kau   sebarkan (PB)
  7. Laut itu luas menyenangkan, ikannya warna-warni dan bikini di tepinya, tapi aku ini ikan air tawar, ketentramanku tinggal di empang (PB)
  8. Kita mncintai tanahair, orang asing mencintai apa yang dikandungnya. Kita mendapat tanah longsor dan air banjir, orang asing mendapat intan emas berlian (PB)
  9. Aku mencintaimu, ini urusanku. Bagaimana engkau kepadaku, terserahlah, itu urusanmu (for Tera Errau) (PB)
  10. Tenang saja, perpisahan tak menyedihkan, yang menyedihkan adalah, bila habis itu saling lupa (PB)
  11. Kalau kamu benar, jangan merasa paling benar. Aku pun kalau salah, tidak akan merasa paling salah (PB)
  12. Kau pikir, aku tidak punya kata-kata buruk? Punya, tetapi tidak aku ungkapkan, karena aku bukan dirimu (PB)
  13. Kukira, aku tidak akan pernah berada di masa depan, karena nyatanya, aku selalu berada di hari ini, yang harus lebih baik dari kemarin (PB)
  14. Guru adalah masa lalu, murid-murid adalah masa depan, yang harus saling memahami (PB)
  15. Mudah-mudahan kita kuat, sekuat kehidupan, cinta dan pemahaman. Kegagalan dan merasa sedih tidak selalu berarti kekalahan (PB)
  16. Tetap tenang, manusia adalah minitaur alam semesta, lebih luas dari cacian, lebih besar dari pujian (PB)
  17. Masa lalu adalah urusan perasaaan, masa depan adalah urusan pemikiran (PB)
  18. Tidak ada manusia yang suka dihina, tetapi dia yang ingin dipuji adalah menghina dirinya sendiri (PB)
  19. Musik adalah perasaan yang bisa didengar (PB)
  20. Rindu adalah cara yang baik untuk membuat yang dirindu makin menjadi mempesona (PB)
  21. Jika keberhasilan karyamu diukur dari banyaknya rating, maka kau bukan seniman, melainkan buruh seni (PB)
  22. Kau, jangan ada dirinya, jika memang dia pergi meninggalkanmu (PB)
  23. Yang membuat galau bukan dirinya, tetapi penilaianmu yang berlebihan tentang dirinya (PB)
  24. Kesalahanku adalah ketika aku merasa paling benar (PB)
  25. Dalam setiap keliaran bawah sadarku, aku ingin yakin ada bayanganku yg selalu bersujud kepadaNya, agar terlepas dari belenggu kseombongan( PB)
  26. Ah, Bunda, siapa sih engkau? Cuma jantung di dalam hatiku (PB)
  27. Ada yang lebih besar dari rasa takut, yaitu keberanian yang akan mengalahkannya (PB)
  28. Orang yang kepadamu menjelek-jelekkan orang lain, adalah dia juga yang akan menjelek-jelekkan kamu kepada orang lain (PB)
  29. Kebutuhan akan inspirasi adalah kebutuhan pelaku seni yang masih amatir (PB)
  30. Ikhlas membiarkan diri tenang, Pasrah membiarkan diri kalah (PB)
  31. Mungkin ada org yang menulis untuk mengatakan kata hatinya, maafkan aku kalau salah, karena aku menulis untuk mndengarkan kata hatiku (PB)
  32. Aku tahu aku tidak dapat mengubah kehidupan, tapi mungkin aku bisa mengubah cara pandangku terhadap kehidupan (PB)
  33. Ketika malam, semua berkumpul dalam kepala, lebih berwarna, lebih hidup. Ya. Dan rindu, menjadi sesuatu yang jauh lebih mendesak ketika bisu (PB)
  34. Kalau kau terlalu ambisius ingin berhasil, dengan sendirinya kau sedang menciptakan rasa takut mendapatkan kegagalan (PB)
  35. Murid yg nyontek mungkin disebabkan oleh karena mereka merasa dirinya bukan mesin yg bisa hafal semua (PB)
  36. Kalau kamu galau, kamu sedang menikmati keresahanmu, bukan sedang menyelesaikannya (PB)
  37. Cinta kpd seseeorang adalah urusan perasaan, jika engkau ingin mendapatkannya, segera menjadi urusan pemikiran (PB)
  38. Cinta lebih mudah dirasakan daripada harus dimengerti, itulah mungkin mengapa lebih butuh balasan daripada alasan (PB)
  39. silakan smua org mmbnciku, aku msh pny diriku yg akan mncintaiku. Silakan diriku mmbnciku, aku ttap tnang, krn itu tak mungkin (PB)
  40. Tidak ada satu pun manusia yg ingin dihina, aku juga, tetapi ktika aku ingin dipuji aku mrasa sdg mnghina diriku sndiri (PB)
  41. Ya itu dia, ketika kamu sibuk berpikir mencari inspirasi, orang lain justeru sedang berkarya tanpa banyak pikiran (PB)
  42.  Sakit hati sebetulnya adalah potensi kreativitas, setidaknya dengan itu kau bisa membuat puisi (PB)
  43. Kau sangat berharga, tidak bisa mudah kudapatkan hanya dengan bilang "Aku Mencintaimu". Ya, aku tahu dan sekarang kau sudah tahu bagaimana aku kepadamu (PB)
  44. Aku selalu brdoa berharap kamu mau denganku, kukira Tuhan lebih berkuasa daripada kau (PB)
  45. Hatimu milikmu, kamu tuannya, mau merasa senang atau tidak, kamulah yang menentukan (PB)