Minggu, 22 Agustus 2021

Lembaran baru

 22 Agustus 2021

Lembar baru yang kutulis ini,semoga dapat menjadi lembaran kehidupan baru yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Aku memutuskan MUNDUR, MENYERAH dengan dia yang sangat kusayangi. Kutitipkan hatiku untuknya namun dibalasnya dengan sikap acuhnya. Digantungnya hubungan ini. Tanpa kejelasan darinya. 

Ya aku berhenti bertahan. Kini aku sudah kenyang melahap semua patah hatiku. Lelah jangan ditanya. Biar waktu yang menjawabnya.

Memulai kehidupan baru lagi. Sampai habis sisa umurku. Kuserahkan semuanya pada Tuhan. Sampai kapan aku melahap luka patah hati ini. Semoga Tuhan menjawabnya dengan kebahagiaanku kelak. 

Minggu, 14 Maret 2021

Uneg-unegku

14 Maret 2021

Waktu sendiri penginnya punya pacar, giliran udah punya malah gak nyaman. Aku terkadang bingung dengan perasaan ini yang kadang benci kadang suka. Ada sewaktu-waktu aku benar-benar membencinya dengan sikapnya yang melelahkan pikiranku saja. Bukan karena apa, aku sulit mengungkapkannya. Sejujurnya aku meragukan semua tentangnya. Aku ragu dengan ketulusan hatinya, kebaikannya, keimanannya. Entahlah aku merasa benar-benar lelah sekali dengan semua yang ada. Sedangkan untuk mengakhiri hubungan ini, aku benar-benar berat. Bukan karena aku masih sayang atau tidak melainkan aku malu dengan orangtuaku, keluargaku yang lain yang sudah mengenalnya. Aku takut keluargaku berekspektasi besar dengan hubungan kami. Bagaimana jika ekspektasi itu meleset. Sejujurnya aku tidak mau ini terjadi padaku, sikapku terhadapnya telah ambigu. Memang hanya doa yang mampu mengantarkan cinta kami. Aku malu dengannya atas semua sikapku terhadapnya. Ia tetap sabar menghadapi kelabilanku, keegoisanku. Kini, aku mulai menyadari bahwa aku telah mencintai dirinya. Kami tidak bisa berpisah hanya karena hal sepele seperti ini. Aku benar-benar membuka hatiku untuknya.

16 maret 2021

Sengaja tulisan ini kutulis di bawah tulisan tanggal 14 maret. Dia. Lagi-lagi tentang dia. Bagaimana mungkin aku mengenal pria yang seperti gong. Dengan latar belakang orangtua seperti gong pula. Diam. Hanya senyap yang terus mengambil alih mereka. Ternyata memahami dirinya tak semudah itu. Chat dibalas lamban, jika ditanya tidak sedang ngapa-ngapain. Jujur, terkadang aku kesal dengan tingkahnya yang seperti itu. Bukan berarti pesan-pesanku itu harus dibalas gercep. Setidaknya beri jeda sejenak. Walaupun itu nanggung sekali. Entah lagi membaca, atau bermain media sosial kan.

Toh, aku bisa meluangkan waktuku membalas pesannya terkadang saat itu aku juga sedang sibuk. Tapi mampu meluangkan waktu. Bahkan saat aku sedang mengedit di laptopku. Aku masih bisa mengangkat teleponnya. Karena bagiku dia adalah prioritasku. Tapi, makin ke sini aku makin kesal. Berapa kali aku katakan, aku kesal, sangat kesal dengan semua tingkah lakunya. Oh andai waktu dapat kuputar. Aku ingin kembali tak mengenalnya. Tak mau diajak pacaran olehnya. Apa aku sudah menjadi manusia yang bodoh yang terkungkung rasa cinta kepadanya? Andai Tuhan dapat menjawab dengan cepat. Katakan padaku Tuhan, apakah dia benar-benar yang terbaik untukku? Atau Kau hanya sekadar memberikan ujian kepadaku melalui dirinya. Tak terhitung rasanya, bagaimana aku patah hati berulang kali, bagaimana aku bangkit kembali, bagaimana aku membuka kembali hati. Namun, semua tak membuahkan hasil. Mengapa? Aku belun juga dipertemukan dengan seseorang yang pas denganku? Aku lelah mencari yang seperti apa lagi. Barangkali aku tidak layak untuk dicintai oleh laki-laki, tapi aku normal Tuhan. Aku bukan penyuka sesama jenis. Tapi mengapa pengorbananku untuk cintaku selalu berakhir nestapa. Tak bisakah pertemukan aku dengan yang sesuai pada kriteriaku? Tak muluk-muluk Tuhan. Aku inginkan dia yang sama-sama berproses menuju baik, mencintaiku dan keluargaku, selalu mendekatkan diriku padaMu, bukan dari kalangan yang perokok. Bersifat akhlaqul karimah. Aku tidak ingin lagi mencari kekasih. Tapi suami. Tapi entahlah kapan aku bisa menemukan dia, dia yang pas denganku. Yang tidak pernah melukai perasaanku. Baik dari perkataan maupun perbuatannya.

21 Maret 2021 

Hari ini adalah hari membingungkan bagiku. Antara aku harus turut bahagia atau bersedih. Sepupu perempuanku mengadakan pertemuan keluarga dengan calon suaminya. Di sisi lain aku bahagia akhirnya cintanya menemukan muara juga. Tetapi, di sisi lainnya juga. Aku merasa sedih sedikit cemburu, kesal. Karena aku akan berpisah dengan dia sepupu kecilku dulu. Sudah pasti jarang bertemu. Aku tidak bisa menjelaskan perasaanku saat ini, yang sedang bercampur aduk menjadi satu. Kadang ada rasa iri dengan kehidupan orang lain. Karier mereka lancar bahkan maju pesat, sudah menikah, memiliki pasangan, mempunyai anak. Keluarga bahagia. Sedangkan aku, apalah dayaku yang masih seperti ini-ini saja. Usahaku berapa tahun terakhir tak kunjung membuahkan hasil. Hari ini aku minta satu pada Tuhan. "Tuhan, tolong jauhkan aku dari rasa iri dengki membanding-bandingkan kehidupanku dengan orang lain". Karena aku tahu perjalanan hidup orang tak pernah bisa sama dengan perjalanan hidup kita.

22 Maret 2021

Sungguh, aku benar-benar trauma dengan jarak. Hubungan jarak jauh yang kujalani saat ini tak jarang membuatku gamang sendiri. Aku dibuat gelisah olehnya. Sebenarnya di sisi lain secara finansial aku belum terpenuhi, batinku pun belum siap untuk berkeluarga. Di usia yang seperti ini membuatku bingung melangkah. Langkahku sering kali gontai. Kita memang di negeri yang sama dan di provinsi yang berbeda. Bagaimana mungkin aku menemukan kecocokanku dengan jarak yang sulit kutempuh. Aku tak dapat berjanji untuk pergi ke kotanya atau barangkali sekadar main saja. Sudah sangat lama aku tak pernah mengunjungi kota asal nenek moyangku itu. Dan aku juga tak punya proyek dari pekerjaanku menuju sana. Bagaimana aku dapat menemuinya? Sedangkan dia sendiri juga tidak pernah ke kotaku. Aku tahu dan sangat sadar. Dia sedang merintis kariernya pun sama denganku. Justru itu aku tak yakin. Akankah takdir membawaku atau dia untuk saling bertemu. Dan bagaimana mungkin aku bisa mencintai seseorang hanya dari dunia maya. Dan herannya aku sungguh percaya kepadanya. Bagaimana jika suatu saat dia menemukan orang baru yang membuatnya nyaman? Bagaimana jika dia lupa dengan rasa yang telah dititipkannya padaku? Kekhawatiranku ini menjadikanku trauma dengan waktu yang telah berlalu. Di mana aku berharap banyak, dan keluargaku berekspektasi besar. Dan akhirnya. Cintaku kandas. Waktu itu terulang 2x. Benar 2x aku dibuat sesak dada ini. Aku menyimpannya sendiri tanpa orang lain tahu itu. Mereka hanya bisa menebakku perempuan tidak normal, jomblo sepanjangan, lesbian. Tanpa mereka tahu susah payahnya aku merawat luka.

7:53

Rasanya pagi ini dingin sekali. Masih bersyukur aku bisa terbangun pagi ini walaupun dengan bekas susah hati semalam yang tak kunjung juga hilang. Kadang aku terpikir untuk tidak membuka mata lagi, ingin tidur selamanya saja, agar tak kuketahui kenyataan yang terjadi. Bawa aku lari, lari dari kenyataan yang tiada arti ini. Duhai, nyawaku ada apa denganmu? Apakah kau mulai depresi? Bagaimana? Bagaimana ini? Aku tak dapat berkonsenterasi lagi dengan aktivitasku. Luka batin ini menyiksaku. Susi, sepelik inikah kau tempo hari? Bagaimana keadaanmu di sana? Aku ingin tak bisa menangis lagi. Aku ingin kering airmataku. Agar mereka tak melihatku bersedih lagi. Aku ingin menjadi orang yang berhati batu. Oh, dunia katakan padaku, kepada siapa aku harus memeluk masalahku? Tuhanku telah muak dengan keluhku. Simpan, simpan semampuku. Aku harap, kewarasan masih memihakku jika tidak mati saja aku. Dunia ini melelahkan perjalananku. 

23 Maret 2021

Dua malam tak bisa tidur. Fase tidur semakin berantakan. Cuma pengin menyampaikan sesuatu mlm ini, meski ngetik sambil sedikit menjatuhkan bulir bening. Aku mungkin harus lebih banyak bersyukur telah dipertemukan dgn org seperti kamu. Aku bangga memiliki kamu. Ternyata selama ini aku punya harta yg paling berharga dlm hidupku. Dan kamu adlh harta baruku yg terpenting. Terima kasih telah bertahan dari wanita yg labil ini. Terima kasih telah bersabar dari wanita yg ego ini, terima kasih telah menjadi pundak utkku bersandar, terima kasih telah menjelma sbg malaikat pd setiap permasalahanku. Terima kasih telah mempertahankan wanita jelek ini. Terima kasih untuk support dan dukungannya. Terima kasih atas waktunya selama ini. 1 tahun masih sangat belia sekali. Aku harap kamu tak pernah berubah tetaplah menjadi imam yg kukenal saat ini dan seterusnya. Terima kasih tak pernah jenuh memeluk erat sikapku yg kadang menjengkelkanmu. Terima kasih atas pelajaran hidup yg telah kau lalui. Terima kasih utk siap nilai-nilai yg diberikan. Aku cukup bahagia bersamamu. Meski harus mengalah pada jarak, yg kadang membuatku ragu melangkah. Namun, tak henti kusematkan doa utk kebaikanmu mungkin (kita). Aku harap semesta merestui hubungan ini. Cukup kau tak ada yg lain lagi. Kuharap kamu adlh hati terakhir tempatku berlabuh. Setia tanpa diminta. Yang tak melukai seperti sebelumnya. Terima kasih telah mencabut belati pada hatiku. Telah mengobati, hingga aku lupa sakitnya dikhianati. Terima kasih atas ketegaranmu menghadapi kejamnya kehidupan. Semoga Allah memberimu kebahagiaan dunia dan akhirat, meridhoi langkahmu, memudahkan urusanmu, melancarkan tujuanmu. Mengabulkan doa-doamu. Aamiin


19 Juni 2021 

Aku heran, aku yang terlalu sensitif atau pada dasarnya naluri menerka-nerkaku yang kadang benar atau barangkali aku memang terlahir cengeng dari kecil. Jujur bukan inginku menjadi orang yang bermental lemah seperti ini. Sedikit-sedikit menangis, sedikit-sedikit sensitif. Seharusnya kalo memang tidak suka bilang saja. Jangan hapus simpan, hapus simpan. Sehingga membuatku berprasangka buruk. Jika memang hubungan aku dengan anaknya tidak disukai katakan saja. Aku mundur dengan teratur.

Setiap itu terulang, maka dari lubuk hatiku yang paling dalam aku sudah memaafkannya. Kusimpan kembali nomor yang sama itu. Walau nomor itu selalu membuatku meneteskan air mata. Namun terulang terus sehingga aku tidak percaya lagi dengan yang diucapkannya bahwa ponselnya rusak menghapus nomor dengan sendirinya. Apakah harus dengan nomor yang sama? Mengapa tidak nomor lainnya pula. Terkadang aku merasa berada diambang batas kesabaranku, berada diambang mengalahkan egoku. Aku seperti tidak sanggup lagi dengan cara mereka bersikap. Baik ibu maupun anaknya. Ibunya yang seperti itu dan anaknya yang seperti ini. Lalu katakan padaku Tuhan. Siapa lagi tempatku menitipkan rasa jika ini, itu bukan semua. Siapa yang pantas untukku menitipkan rasa ini tanpa meneteskan airmata seperti ini. Aku benar-benar lelah dengan ujian asmara ini. Aku ingin bahagia seperti mereka di luar sana. Punya keluarga kecil, dicintai sepenuh hati, diperhatikan, disayangi orangtua dan mertua. Tidak tersiksa batinnya. Mengapa batinku selalu merasa tersiksa. Kalau memang aku yang salah tunjukkan kesalahanku Tuhan.

6 Agustus 2021

Lama tak menuliskan uneg2 ini. Kejadian2 kemarin membuatku semakin mawas diri. Sejak telpon hari itu pembahasan hari itu tentang sang ayah yang tak merestui. Sampai si ibunya yg menyetujui dan menyayangiku serta tidak adanya pembelaan darinya untukku.

Sakit. Jelas. Harus diakui aku terluka dengan ketidaktegasannya. Mencoba mengalah melupakan semua topik kemarin2. Hanya 2 hari kembali menjengkelkan.

Ternyata aku salah telah mencintai seorang pecundang, ia hanya ingin bermain2 dengan asmara. Ketulusanku disia-siakan. Pesan2ku mulai malas membalasnya sehingga dilamban2kan.

Aku mengikrarkan diri sebagai seorang yang tersakiti, kemudian mengikrarkan diri sebagai seorang yang paling beruntung memiliki. Memiliki seorang pecundang cinta. 

Aku nyatakan pada ibunya bahwa aku mulai benar-benar putus asa menyerah dengan sikap putranya itu. Tak ada kejelasan dihubungan ini hanya memacu adrenalinku saja.

Sudah Lelet segala tindak tanduknya, komunikasi buruk, tidak tegas. Ya kau memang banyak kekurangan. Kulengkapi kau tapi kau tetap menunjukkan kekurangan itu. Apa kau pikir aku pengemis cintamu? Apa kau pikir aku seseorang yang dengan mudahnya kau Sakiti? Lakukan sesuka hatimu. Aku pun akan melakukan sesuka hatiku.

Mulai sekarang aku tidak ada hubungan apa pun denganmu. Pergi, pergilah sesuai keinginanmu. Lihat siapa yang lebih menyesal nantinya. Temukan wanita yang menerimamu seperti aku. Jika tak kau temukan ratapi nasibmu itu.

Mulai sekarang aku akan mengikrarkan diri bahwa aku tidak butuh lagi sosok laki-laki di hatiku. Biarkan saja aku mencintai diriku sendiri. Matilah saja kalian para pecundang cinta. 

Rabu, 17 Februari 2021

Meja Makan Minimalis, Membuat Kantongmu Enggan Menangis

Punya rencana makan malam romantis dan manis? Dengan meja makan minimalis, tentunya tidak membuat kantongmu menangis dan terkikis, plus ongkos kirim gratis.

Tenang jawabannya ada di iCreate.id

 

iCreate.id adalah e-commerce atau toko online yang bergerak di bidang Furniture. iCreate hadir untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan rumah tangga atau mebel yang kamu butuhkan. Seperti Kursi, Meja, lemari, Tempat Tidur dan lain sebagainya. 

 

iCreate memiliki produk eksklusif dengan kualitas premium dan harga yang kompetitif. Tentunya semua produk iCreate dijamin orisinalitas. Tak terkecuali Meja Makan Minimalis dari iCreate. Menambah estetika cantik dan minimalis, tentunya dapat disesuaikan dengan keinginan kita. Berikut dapat dilihat meja makan persembahan dari iCreate : 

Meja makan bulat ini terbuat dari material tempered glass+steel, dengan ukuran 100x75 cm. Meja makan ini muat untuk 4 orang. Meja makan ini mudah untuk dibersihkan, tentunya harga meja makan ini lebih terjangkau bagi kantong Anda.

Jika sebelumnya meja makan bulat yang terbuat dari tempered glass, maka meja makan bulat kali ini terbuat dari material kayu, MDF+White Paper, Powder Coating Leg. Dengan ukuran 100x75 cm. Meja ini sangat cantik untuk menempati ruangan makan Anda.

 

Meja Makan Minimalis Hannnover ini, memiliki ukuran panjang 80 cm, lebar 80 cm, tinggi 74 cm, terbuat dari material MDF+Solid beech wood, bentuknya yang persegi terlihat minimalis dan elegan.

Apa hanya di atas saja meja makan yang ada di iCreate? Jawabannya tentu tidak. Masih ada yang lebih cantik, manis dan elegan dan menampakkan kesan mewah. Simak referensi meja makan di bawah ini, jika Anda tertarik Anda bisa mengklik gambar atau judulnya langsung dan memboyongnya menjadi meja makan di rumah Anda :

 

Meja makan ini memiliki diameter 110 cm dengan tinggi 76 cm, material kayu MDF dengan motif marmer yang menambah kesan mewah. Memiliki 3 kaki dari besi. Membuat candle light dinner Anda menjadi lebih romantis.

Sedangkan meja makan ini memiliki diameter 90 cm dengan tinggi 72 cm, material Top table MDF finishing HPL Legs solid beech wood. Keistimewaan dari produk ini adalah tampilannya yang minimalis dengan gaya skandinavia, tahan terhadap goresan, anti korosi, flexsible tentunya tidak hanya dapat digunakan untuk meja makan saja melainkan untuk meja bersantai, meja kopi, tempat kerja dan sebagainya.

atau bisa juga dengan alternatif lain pilihan meja makan persegi untuk 4 kursi seperti POSTDAM MEJA MAKAN MINIMALIS KAYU 4 KURSI


Ada nggak ya meja makan yang bisa diperpanjang sama dipendekkan gitu? apa sih yang tidak ada di iCreate, meja makan ramping dan dapat disesuaikan dengan tempat di rumah Anda. Solusinya ada pada meja makan extendable berikut :

 
 
 Meja ini memiliki 4M keunggulan Minimalis, Modern, Murah, dan Mewah
  
WEIMAR DINING TABLE
 

Material MDF + Gold color painting steel rib legs 

Menarik bukan? praktis, minimalis, manis. Di era New Normal 2021 ini, ada baiknya kita melihat-lihat dari rumah saja, dengan mengunjungi furniture online iCreate. Agar terhindar dari penularan virus covid19 , yang saat ini masih menjadi musuh kita.

Kenapa sih harus berbelanja furniture di iCreate?

Alasan kenapa Anda berbelanja furniture di iCreate, itu karena iCreate mempunyai banyak keunggulan-keunggulan. Berikut keunggulan belanja di iCreate :
  1. Banyak macam produk yang bervariasi 
  2. Dapat dicicil mulai dari 0% untuk pembelian di website iCreate.id 
  3. Transaksi dengan proses yang cepat dan mudah. 
  4. Jika ada barang yang cacat atau tidak sesuai, iCreate akan bertanggung jawab sepenuhnya. Barang dapat ditukar dan dikembalikan. 
  5. Garansi resmi. Karena produk iCreate didatangkan dari Amerika, Eropa dan China.  
  6. Beragam pilihan pembayaran yang lengkap, mudah, dan aman. 
  7. Belanja di iCreate bisa menjadi member dan dapat poin juga loh. Koin itu nantinya dapat ditukar dengan potongan harga, ketika Anda membeli di website  atau toko offline iCreate. 
  8. Untuk Anda yang suka memberi ulasan di instagram jangan lupa tag akun instagramnya @icreate.id ya. Jika terpilih, Anda akan mendapatkan hadiah cushion cantik dari iCreate.
Selain Keunggulan-keunggulan di atas icreate juga mempunyai keunggulan lainnya, yakni Gratis Ongkir dan pemasangan untuk wilayah JABODETABEK dan Bandung. Untuk daerah di luar JABODETABEK dan Bandung dapat menyesuaikan.

Untuk bisa melihat produk-produk yang disediakan iCreate, kamu bisa mengunjungi link ini Furniture Online atau kamu juga bisa belanja langsung di toko offline iCreate yang terletak di

BSD

Ruko The Icon Business Park Blok A No.3 Jl. BSD Raya Bar, Sampora Kec.Sampora, Kec.Cisauk Tangerang 15345

Atau

Gading Serpong

Ruko Mendrisio 3, Blok D No.5, Cihuni, Kec.Pagedangan, Tangerang 15334

Selain itu iCreate juga tersedia di berbagai macam market place  dan media sosial berikut :  


Artikel ini diikutsertakan untuk kompetisi blog yang diselenggarakan oleh iCreate.id periode 25 Januari - 25 Februari 2021. Artikel ini original dan bukan plagiat. Demikian Artikel ini telah posting. Semoga Bermanfaat.

  

Sumber dan Referensi :

-         Infografis : rawpixel.com + Desain Marisa Ariani

-         Aset          : iCreate

-         Video       : Marisa Ariani

Sabtu, 13 Februari 2021

Coretanku 2 wahyu dan anisa

 

"Jadi kau sedang mempermainkan siapa Anisa? Siapa yg sedang berada di permainanmu? Aku harap kau segera menghentikan permainanmu itu," kata Nun memulai percakapan.
Gadis itu masih tepekur hanya terlihat kacamatanya yg mulai berbayang.
Kemudian ia menarik napas panjang dan mengembuskannya dengan kasar.
" Aku sedang tidak bermain, aku hanya ingin kebebasan, "jawabnya dengan sorot mata tajam seperti ingin menelan Nun.
" Ketahuilah teman dan sadarilah dia pencinta musik dalam darahnya mengalir seni musik. Sedangkan kau pencinta lantunan ayat Allah. Kalian adalah dua hal yg berlawanan," katanya sembari mengangkat satu alis matanya
"Lalu kenapa? Apa masalahnya?" Gadis itu masih berusaha mengelak.
"Karena keduanya tak mampu berkorelasi dengan baik, kau paham itu," jawabnya dengan nada tinggi lalu melangkah pergi meninggalkan Anisa.
"Semua bisa diatur Nun!" teriaknya dari jauh.
"Kecuali hatimu yang tidak bisa diatur, jangan terjebak pada hubungan yang salah," jawabnya sebelum hilang di persimpangan jalan.

Anisa merenung seorang diri, berusaha mencerna kalimat dari sahabatnya itu, nampak sorot wajah yang mulai gundah darinya. Ia mengambil ponsel di sakunya lalu mencari sebuah nama dan mulai mengetik pesan. Beberapa menit menunggu, seseorang yang ditunggunya datang.
"Ada apa? Sayang. Kangen lagi," kata pemuda itu tersenyum.
Gadis itu hanya membalas dengan senyuman. Ia menarik napas berat,
"Ada yang ingin aku katakan sejak lama, bagaimana jika kita akhiri saja sampai di sini," katanya tanpa basa-basi terlebih dahulu.
Pemuda di depannya nampak kikuk dan bingung dengan kalimat yang baru saja meluncur lancar dari mulut perempuan yang dicintainya tersebut.
" Kita? Maksudmu, ta ... pi tidak ada angin tidak ada hujan, kenapa?"
" Kamu tahu kan aku mempertimbangkan ini sejak lama," jawabnya dengan wajah teduh.
"Lalu kalau diakhiri apa yang akan hilang?" tanyanya menohok

Kini, tak ada satu pun kalimat yang keluar dari bibir Anisa. Ia mendadak gagu berucap hanya mampu menatap penuh iba pada pria yang sangat dicintainya tersebut. Wahyu balik menatap Anisa yang bergeming sedikit pun itu. Tangannya menyentuh lembut pipi gadis itu.
"Aku sayang kamu dan kita sama-sama nyaman, aku sudah melakukan apapun yang kamu mau. Apa yang salah, Sayang? Please jangan jauh dariku tetaplah jadi penyemangatku."

Aku pun tak mau melakukan ini Wahyu, kata gadis itu bicara pada hatinya yang mulai tak keruan. Bulir bening yang dari tadi tertahan kini tak tahan lagi keluar dari mata indahnya, ia melepaskan tangan hangat itu dari pipinya dan mulai pergi meninggalkan Wahyu.

Malam yang membimbangkan, ia hanya tepekur di sudut jendela kamar sembari memandang cahaya bulan. Ia mulai terngiang dengan kalimat tanya yang menohok tadi sore " Lalu kalau diakhiri apa yang akan hilang?"
"aku, dia, cinta kami mungkin" katanya menerka jawaban. "Berengsek!" gerutunya.
Semua itu tak ada yang hilang dan masih terus bertumbuh. Berapa kali mereka mencoba untuk memutuskan hubungan dan hasilnya nihil berujung merajut tali kasih kembali.
Wahyu pemuda yang tak mau meninggalkan kemampuan bermusiknya, perindustrian musik sedikit telah memberinya keuntungan. Kariernya berawal dari musik dan musik sudah mendarah daging baginya.
Beda halnya dengan Anisa, ia terlahir dari keluarga religius dan anti musik. Namun, di saat virus merah jambu melanda, hatinya tak cukup kuat untuk menolak Wahyu. Pemuda yang dikenalnya di kampus hijau itu.
Mereka menjalani hubungan diam-diam tanpa diketahui pihak keluarga Anisa. Kebohongan terbesar bagi Anisa. Lagi-lagi hanya waktu yang dapat menjawab kehadiran Wahyu dalam hidup Anisa, menjadikannya terus istikamah atau justru mengikuti arus Wahyu.

Lama ia berpikir dan terus sabar untuk membimbing Wahyu. Namun tak ada yang berubah darinya. Hatinya mulai goyah.

Menikah tidak cukup hanya dengan cinta, niat baik, dan menerima apa adanya. Lebih dari itu ada banyak hal yang harus dipertimbangkan apalagi Wahyu adalah pemuda yang jauh dari agama. Jangan bilang setelah menikah dapat diubah tentu itu akan membuat terengah-engah.
Belum lagi restu dari sang Ayah tak kunjung Anisa dapatkan.
harusnya aku memang sudah memutuskan sejak lama, tapi apa alasan yang tepat, pikirnya.

"Kamu sadar jelas bahwa islam tak pernah mengajarkan aktivitas pacaran.
Bagaimana bisa Nisa, kamu menjalani aktivitas yang tidak ada dalam syariat islam, Umi kecewa sama kamu!"

Hari itu Anisa memberanikan diri untuk berterus terang pada Ibunya, ibunya benar-benar kecewa, semua yang dikatakan sang Ibu itu benar. Jika laki-laki hanya mau bermain-main saja tentunya jalan pacaran yang ia pilih. Memang sejauh ini tak ada tanda-tanda keseriusan untuk mengarah ke pernikahan dari sang pacar. Belum lagi Anisa pun jauh dari kata siap untuk ke jenjang tersebut. Ia sadar segera mengambil keputusan yang tertarik ulur dari waktu ke waktu itu.

Dengan langkah mantap di sore gerimis itu ia bertemu di sebuah kafe dengan sang kekasih. Diliriknya jarum jam yang terus meloncat dari angka ke angka. Tak lama kemudian Wahyu datang dengan motor besarnya. 

"Lama menunggu ya?" tanya pemuda itu
Anisa hanya menaikkan kedua alis dan mengerutkan dahinya. Ia sudah bosan dengan sikap Wahyu yang jika diajak bertemu selalu terlambat. Lagi-lagi ia mengatakan kalimat pisah seperti waktu itu. Wahyu mencoba menyentuh jemarinya namun segera ditarik oleh Anisa.
"Maaf Wahyu, aku tak ingin disentuh lagi dan aku ingin berubah menjadi muslimah yang beriman sebagaimana yang diharapkan kedua orangtuaku"

Barisan kalimat yang cukup menyayat hati Wahyu.
"Kamu sudah yakin?"
Anisa mengangguk dengan mantap.

Nampak raut wajah Wahyu kecewa dan kesal dengan penuturan dan keputusan Anisa. Anisa segera berlalu mengucapkan permisi pada Wahyu. Tiba-tiba Wahyu menarik Tangan Anisa dengan kasar dan mendorong badan Anisa ke dinding.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Anisa "tak Malukah kau dengan orang lain yang melihat?"
Wahyu tak menghiraukan pertanyaan Anisa. Ia mendekatkan wajahnya sangat dekat dengan wajah Anisa, menatapnya tajam dan melumat habis bibir Anisa. Anisa berusaha memberontak dan mendorong tubuh Wahyu dari hadapannya. Namun tangan Wahyu sangat kuat mengunci kedua tangan Anisa ke dinding. Anisa menitikkan air mata karena kejadian itu dan dengan spontan menampar pipi Wahyu.

Beruntung pengunjung kafe sore itu tidak begitu ramai hanya terisi dua meja yang berjauhan dan tidak terlalu hirau satu sama lain.
Wahyu diam tepekur, dan membiarkan Anisa berlalu.

Malam itu ia merasa telah berdosa dan terus menangis di atas sajadah. Ia merasa kotor karena kesalahan yang ia lakukan