Rabu, 24 Juli 2019

Bimbingan Menulis Puisi : Mengembangkan Tema

Mengembangkan Tema
Setelah tema sudah kita tentukan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan dan mengolah tema tersebut menjadi puisi. Kemampuan dalam memilih kata yang tepat akan memengaruhi puisi yang kita ciptakan. Kita harus bisa menyeleksi dan memilih kata-kata yang bertebaran di sekitar kita sebelum ditulis untuk mewakili gagasan kita. (jadi, jangan asal comot kata)

Pengalaman kita terhadap aspek kebahasaan memegang peranan yang besar dalam proses pengembangan tema ini. Mereka yang gemar membaca tidak akan kesulitan dalam hal pemilihan kata (diksi) yang tepat. 

Dalam menulis puisi kita harus jeli dalam menggunakan kata. Kata yang kita rangkai sewaktu menulis puisi haruslah tepat, padat, kaya akan makna dan suasana, sehingga mampu, mengembangkan dan memengaruhi daya imajinasi pembaca. 

Dalam sastra, Chairil Anwar menggambarkan suasana hati yang sedih itu dalam puisi dengan judul Senja di Pelabuhan Kecil. 

SENJA DI PELABUHAN KECIL

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini, tanah, air tidur, hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan 
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

Dalam sajak Chairil Anwar ini, pembaca diajak masuk ke dalam suasana hati penyairnya, yaitu suasana hati pilu dan sendu akibat kehilangan sesuatu yang amat dicintainya. Hati yang pilu dan sendu dalam puisi tersebut dinyatakan dengan gambaran-gambaran, seperti pelabuhan dengan kapal-kapalnya yang diam, langit mendung yang disertai gerimis, elang yang terbang sendirian. 

Kita harus memahami bahwa menciptakan puisi bukan hanya merangkai kata-kata, melainkan menulis hakikat kata-kata itu.   

Dalam menulis puisi harus diperhatikan pemakaian kata. Pemakaian kata dalam penciptaan puisi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Harus mendukung tema 
2. Teratur dan saling berhubungan 
3. Membentuk satu kesatuan gagasan
4. Mengembangkan imajinasi pembaca, 
5. Memperindah puisi. 

Bersambung ke SUASANA DALAM PUISI  

Bimbingan Menulis Puisi Bagian 1

Bimbingan Menulis Puisi oleh : Drs. Lindung Ratwiawan


Proses menulis sebuah puisi sama halnya dengan proses melukis sebuah gambar. Agar tercipta sebuah gambar yang indah, seorang pelukis harus pandai memadukan garis-garis dan warna-warna yang membangun gambar itu. Demikian pula dengan menulis puisi. Agar tercipta sebuah puisi yang indah, seorang penyair harus pandai memadukan bahasa dan makna yang membangun puisi tersebut. Apalah artinya sebuah puisi yang disusun dengan kata-kata yang indah tetapi tidak mempunyai makna. 

Hal lain yang dapat membantu dalam proses penulisan puisi adalah kepekaan perasaan. Dengan perasaan yang peka, kita akan mampu memikirkan, merenungkan, merasakan, serta menghayati peristiwa yang kita alami atau yang kita lihat. Dengan begitu, akan timbul suatu reaksi dalam hati atau jiwa kita. Misal : perasaan kagum saat melihat pemandangan indah, perasaan iba sewaktu melihat orang lain menderita, perasaan sedih ketika kehilangan sesuatu atau seseorang yang paling dikasihi, dan sebagainya.  

Puisi dibangun dari unsur-unsur tertentu, seperti tema, pilihan kata (diksi), suasana, imaji (pencitraan), dan rima.  

Pencipta Puisi : Pengalaman Bahasa (membaca kamus, membaca antologi puisi, membaca surat kabar, membaca majalah), Pengalaman Batin (segala kejadian yang pernah dialami saat orang tua meninggal, saat dinasihati, saat berkreasi, saat berdoa), Perasaan Peka (perasaan kagum saat melihat keindahan alam, perasaan iba saat melihat orang lain menderita, perasaan sedih saat kehilangan sesuatu yang dicintai).

MENENTUKAN TEMA PUISI

Langkah awal dalam menulis puisi adalah menentukan tema. Tidak perlu bingung dalam menentukan tema pada dasarnya pengalaman-pengalaman yang pernah kita lihat atau alami atau rasakan dapat dijadikan tema puisi. 

Tema puisi adalah gagasan, ide, atau pikiran utama di dalam puisi. Bacalah puisi berikut yang ditulis berdasarkan tema.

A. Perasaan kagum terhadap keindahan 

 CISARUA

Di lereng gunung lembah menghijau
Air terjun menghimbau-himbau
Meraih beta meliur risau
Turut hasrat hendak menjangkau

Tenang air terus mengalir
Gemuruh bergolak ke dasar sungai
Percik menepis melayang pergi
Hening air terus mengalir
...........................................
                              (Dali S. Naga)

B. Perasaan sayang pada orang tua

PERMOHONAN

Mudah-mudahan tidak terlalu mahal bunga-bunga
yang bergerombal di pagar tetangga
sebab tepat di hari ulang tahunmu 
ingin kubeli beberapa yang paling sederhana
dengan rantainya air mataku
kukalungkan di hatimu mama
...............................................
                                 (Oei Sien Tjwan)

C. Perasaan iba pada pengemis

PENGEMIS

Pengemis kulihat kau
duduk sambil meminta-minta
tapi tak ada yang ingin memberimu uang
bahkan ada yang meludah, mencemoohmu
Wahai pengemis
sungguh sedih hatiku melihat nasibmu terlunta-lunta
panas matahari tak kau hiraukan
demi sesuap nasi dan seteguk air
.......................................................
                                 (Shelyani Anggrek)

D. Perasaan kagum pada kegigihan petani

PETANI 

Punggungnya landasan matahari
di atasnya kota demi kota berdiri
Di punggungnya sejarah membuka jalan, jembatan abadi 
bagi peradaban demi peradaban
......................................................
                                 (Hartoyo Andangjaya)   

LATIHAN 1 

1. Apakah tema itu?
2. Tuliskan contoh-contoh tema yang bisa dipakai sebagai ide dasar untuk menulis puisi?
3. Bacalah kutipan puisi berikut, kemudian tentukan temanya?

TOLONG-MENOLONG     

Di tepi kali yang deras
seekor kepiting merintih keras
ia tak bisa berjalan buat pulang ke liang
seluruh kakinya putus di batu karang 

Lalu dua ekor kepiting kuat maju
Mereka angkat dan gotong si malang
Penuh cinta dan kasih sayang
Tolong-menolong adalah lambang kedamaian dan kemanusiaan

Aku lantas termenung
Kalau kepiting makhluk kecil kurang beruntung
Punya rasa belas dan bisa tolong-menolong
Kenapa kita makhluk yang mulia tidak?

                                     (Abdul Hadi WM)

Bersambung ke    Mengembangkan Tema.......